Jumat, 14 September 2012

CARA KERJA OPTIMASI PEMBUATAN BIOETANOL DARI UBI JALAR PUTIH (Ipomea batatas) SEBAGAI SUMBER ALTERNATIF BAHAN BAKAR YANG TERBARUKAN




OPTIMASI PEMBUATAN BIOETANOL DARI UBI JALAR PUTIH (Ipomea batatas) SEBAGAI SUMBER ALTERNATIF BAHAN BAKAR YANG TERBARUKAN

Cara Kerja

1.Pembuatan Kurva Pertumbuhan Saccharomyces cereviseae

Saccharomyces cereviceae pada media padat diinokulasi dalam 100 ml media air. Kemudian diinkubasi pada suhu 37oC dan kecepatan100 rpm. Absorbansi larutan pada media pertumbuhan diukur pada 660 nm setiap 2 jam selama 24 jam sehingga diperoleh kurva pertumbuhan.

2.Kurva Pertumbuhan untuk Aspergillus niger

Langkah pertama dalam pembutan kurva pertumbuhan untuk Aspergillus niger adalah membuat larutan starter. Larutan starter dibuat dengan cara Aspergillus niger dalam media padat diinokulasi ke media cair sebanyak 7 kali ose, diinkubasi selama 24 jam pada suhu 30 C dengan kecepatan 100 rpm. Absorbansi larutan starter diukur pada 660 nm. Sebanyak 2 ml larutan starter dimasukkan masing-masing ke dalam 9 buah tabung erlenmeyer yang berisi 50 ml media cair. Berat kering Aspergillus niger ditentukan setiap hari dengan cara menyaring media cair pada satu erlenmeyer. Endapannya ditambah natrium hidroksida. Dicuci dengan aquades sampai netral, kemudian dioven hingga diperoleh berat konstan. Kurva pertumbuhan diperoleh

3.Hidrolisis Optimum

Tahap awal adalah, ubi jalar yang telah dikeringkan dan ditumbuk halus lalu dicampur dengan aquades kemudian dipanaskan pada suhu 100 C selama setengah jam sambil diaduk sampai terbentuk bubur. Bubur dibiarkan menjadi dingin. Setelah itu, Aspergillus niger dimasukkan ke dalam 100 gram bubur tersebut. Konsentrasi Aspergillus niger divariasikan dari 10 ml, 20 ml, 30 ml, 40 ml, 50 ml, 60 ml, hingga 70 ml. Diinkubasi selama 2 jam, kemudian ditentukan kadar glukosa dengan metode Somogy Nelson. selanjutnya dilakukan percobaan untuk menentukan waktu hidrolisis optimum. Cara kerjanya sama seperti penetapan jumlah Aspergillus niger optimum, hanya saja yang divariasikan adalah waktunya. Waktu yang divariasikan adalah dari 1 jam, 2 jam, 3 jam, 4 jam, 5 jam, 6 jam, dan 7 jam.

4.Penentuan Kondisi Fermentasi

Sebanyak 100 gram bubur ubi jalar putih ditambah dengan biakan Aspergillus niger optimum, diinkubasi selama waktu hidrolisis optimum. Campuran yang diperoleh ditambah dengan biakan Saccharomyces cereviceae. Setelah didapatkan jumlah Saccharomyces cereviceae optimum, maka selanjutnya adalah memvariasikan waktu atau lamanya fermentasi. Konsentrasi biakan Saccharomyces cereviceae merupakan variabel tetap, sedangkan waktu merupakan variabel bebas. Waktu yang digunakan adalah 1 hari, 2 hari, 3 hari, 4 hari, 5 hari, 6 hari, sampai 7 hari. Waktu yang diambil adalah waktu yang dapat menghasilkan etanol maksimum.

5.Penentuan Rendemen

Penentuan rendemen etanol dari ubi jalar putih dilakukan dengan menghidrolisis 500 gram bubur ubi jalar putih pada kondisi optimum. Setelah itu, dilanjutkan dengan fermentasi pada kondisi optimum. Hasil yang terbentuk disaring, filtratnya didestilasi kemudian diukur kadar alkoholnya dengan alkohol metri.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar