OPTIMASI METODE TRANSESTERIFIKASI DAN
FERMENTASI DALAM RECOMBINANT ESCHERICIA COLI SEBAGAI SUMBER BIODIESEL
Untuk
menghasilkan bioetanol dari Recombinant Escherichia coli sebagai
alternatif biodisel dapat dilakukan dengan 2 metode yaitu metode
transesterifikasi dan fermentasi.
1.
Metode Transesterifikasi
a.
Dibutuhkan sejumlah metil alkohol dan KOH yang dicampur pada tangki
reaktor kurang lebih 10 menit hingga KOH terlarut dengan sempurna.
b.
Tahapanpertama:
§ Pemurnian
Escherichia coli ATCC 11303 yang menggunakan
air yang mengandung zat asam, larutan ini dapat diperoleh dengan mencampur asam asetat () dengan air (), dengan perbandingan campuran adalah 40% dari Escherichia colisehinggadihasilkan bioetanol murni dan gliserin.
§ Hasil dari
proses pemurnian tersebut kemudian dimasukkan Waste Cooking Oils (WCO)
ke dalam reaktor dengan ditambahkan 25% (dengan volume WCO) etanol murni dan KOHdalam variasi konsentrasi KOH/liter WCO adalah 6,00 gram; 6,25 gram; 6,50
gram; dan 6,75 gram.
c.
Tahapan kedua
§ Memanaskan
sampel dalam reaktor dengan variasi suhu , , dan , selama 50 - 60 menit.
§ Variasi
tekanan dikombinasikan dengan variasi suhu kemudian didiamkan selama 12 jam.
Larutan kemudian menjadi potasium metoksida.
§ Minyak nabati
kemudian dialirkan atau ditransfer ke reaktor utama untuk menghasilkan minyak
nabati atau biodiesel yang diinginkan.
§ Metoksida
kemudian dialirkan kedalam reaktor dan proses pencampuran pun dimulaidandibutuhkan
waktu kira-kira 60 menit.
§ Ester
ditransfer dengan pompa atau secara grafitasi kedalam tangki penampungan, setiap
bak memproduksi kurang lebih 500 liter per hari.
d.
Tahapan ketiga
§ Diambil
sejumlah gliserin dari hasil tahapan pertama dan kedua.
§ Dituangkan
kembali biodiesel yang dihasilkan ke dalam reaktor.
§
Ditambahkan metanol dari sisa proses pertama dan kedua dengan
jumlah yang sama pada tahapan pertama juga pemberian katalis KOH, yang
ditujukan untuk meningkatkan tingkat kemurnian biodiesel.
2.
Metode Fermentasi
a.
Escherichia
coli ATCC 11303 yang membawa plasmid
pLOI297 diletakkan dalam medium,yang terdiri
dari trypton (10 g/L), ekstrak ragi (5 g/L) dan NaCl (5 g/L), dengan pendinginan (-20)
dalam 40% gliserol dan pertumbuhan medium yang kompleks mengandung 2% glukosa
dan 10 mg/L tetracyclin.
b.
Fermentasi
dilakukan pada medium tersebut dengan menggunakan larutan buffer potassium fosfat
(pH = 7) pada konsentrasi akhir 0,2 M.
c.
Fermentasi dari
glukosa (5g/L), xylosa (80g/L) dan arabnosa (5g/L) dibuat dengan 42,5g/L
ethanol selama 96 jam yang menghasilkan 0,49 alkohol per 1 gram gula
menggunakan Recombinant Escherichia coli, konsentrasi glukosa, xylosa dan arabinosa dalam
proses hidrolisis dapat dikembangkan untuk teknologi konversi biomassa pada
produksi fuel etanol menggunakan ethanologenik E.coli.
d.
Untuk
menghasilkan etanol dari fermentasi dapat dilakukan variasi konsentrasi yaitu
glukosa dan xylosa (80g/L, 100g/L, 120g/L). Semakin banyak konsentrasi glukosa
dan xylosa yang terkandung pada ethanologenik E.coli maka semakin banyak
etanol yang dihasilkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar