Minggu, 23 September 2012

CARA KERJA PRODUKSI BIOETANOL DARI RUMPUT GAJAH SECARA KIMIA




PRODUKSI BIOETANOL DARI RUMPUT GAJAH SECARA KIMIA

Indonesia mempunyai iklim yang mempermudah tumbuhnya rumput gajah, sehingga ketersediaan rumput gajah dapat secara kontinyu melimpah. Rumput gajah merupakan salah satu tanaman yang kurang dimanfaatkan. Bahkan sampai saat  ini rumput hanya digunakan sebagai makanan ternak, terkadang rumput gajah juga dianggap sebagai tanaman pengganggu. Tetapi rumput gajah mempunyai kadar selulosa yang dapat digunakan sebagai salah satu bahan penghasil ethanol. Ethanol atau ethyl alcohol kadang disebut juga ethanol spiritus. Ethanol digunakan dalam beragam industri seperti campuran untuk minuman keras seperti sake atau gin, bahan baku farmasi dan kosmetika, dan campuran bahan bakar kendaraan, peningkat oktan, bensin ethanol (gasohol) dan sebagai sumber oksigen untuk pembakaran yang lebih bersih pengganti (methyl tertiary-butyl ether/MTBE). Karena ethanol mengandung 35 persen oksigen, dapat meningkatkan efisiensi pembakaran. Ethanol juga ramah lingkungan karena emisi gas buangnya rendah kadar karbon monoksidanya, nitrogen oksida, dan gas-gas rumah kaca yang menjadi polutan serta mudah terurai dan aman karena tidak mencemari lingkungan.
            Rumput gajah selama ini belum dimanfaatkan secara maksimal dan dapat mengganggu lingkungan apabila dibiarkan begitu saja. Indonesia memiliki beberapa tempat penghasil rumput gajah seperti di Jawa Tengah, Jawa Barat dan Jawa Timur serta akan dikembangkannya dibeberapa daerah lainnya, dengan potensi tersebut dipastikan sumber bahan baku pembuatan ethanol akan tersedia dalam jumlah yang cukup besar. Dalam mengembangkan produk ethanol yang tinggi perlu dikaji mengenai BAHAN, MEKANISME
REAKSI dan TEKONOLOGI yang diperlukan. Faktor yang sangat berpengaruh adalah bahan baku, proses hidrolisis ,  proses fermentasi, dan proses distilasi..
Di dalam proses hidrolisis ada beberapa faktor yang mempengaruhinya diantaranya :
- pH (derajat keasaman)
pH mempengaruhi proses hidrolisis sehingga dapat dihasilkan hidrolisis yang sesuai dengan yang diinginkan, pH yang baik untuk proses hidrolisis adalah 2,3 (Soebijanto,1986).
- Suhu
Suhu juga mempengaruhi proses kecepatan reaksi hidrolisis, suhu yang baik untuk hidrolisis selulosa adalah sekitar 21 oC

- Konsentrasi
Konsentrasi mempengaruhi laju reaksi hidrolisis, untuk hidrolisis asam digunakan konsentrasi HCl pekat atau H2SO4 pekat (Groggins,1985). Dalam proses ini selulosa dalam rumput gajah diubah menjadi glukosa dengan reaksi sebagai berikut: (C6H10O5)n + n H2O               C6H12O6 ...............(2)

Di dalam proses fermentasi ada beberapa proses yang mempengaruhinya diantaranya :
-          Nutrisi
Pada proses fermentasi, mikoroorganisme sangat memerlukan nutrisi yang baik agar dapat diperoleh hasil fermentasi yang baik. Nutrisi yang tepat untuk menyuplai mikroorganisme adalah nitrogen yang mana dapat diperolah dari penambahan NH3, garam, amonium, pepton, asam amino, urea.
-          pH
pH yang baik untuk pertumbuhan bakteri adalah 4,5 – 5. Tetapi pada pH 3,5 fermentasi masih dapat berjalan dengan baik dan bakteri pembusuk akan terhambat, untuk mengatur pH dapat digunakan NaOH dan HNO3.
-          Suhu
Suhu yang baik untuk pertumbuhan bakteri adalah antara 20-30 oC. Makin rendah suhu fermentasi, maka akan semakin tinggi etanol yang akan dihasilkan, karena pada suhu rendah fermentasi akan lebih komplit dan kehilangan etanol karena terbawa oleh gas CO2 akan lebih sedikit.
-          Waktu
Waktu yang dibutuhkan untuk fermentasi adalah 7 hari (Judoamidjojo.1992)
-          Kandungan gula
Kandungan gula akan sangat menpengaruhi proses fermentasi, kandungan gula optimum yang diberikan untuk fermentasi adalah 25%, untuk permulaan, kadar gula yang digunakan adalah 16% (Sardjoko.1991).
-          Volume starter
Volume starter yang baik untuk melakukan fermentasi adalah 1/10 bagian dari volume substrat. Dalam proses fermentasi ini, glukosa dari hasil fermentasi diubah menjadi etanol dengan reaksi sbagai berikut :
C6H12O6                       2C2H5OH + 2CO2 (3)
Selain itu, dengan Pemotongan rumput gajah dengan panjang kurang lebih 5 cm dapat diperoleh kadar glukosa yang tinggi dan selulosa yang dapat terhidrolisis dengan larutan HCl. Sebaiknya rumput gajah dibuat dalam bentuk powder, sehingga selulosa bisa terhidrolisis sempurna, akan tetapi dibutuhkan biaya yang lebih tinggi. Disamping itu juga dikhawatirkan jika rumput gajah dalam bentuk powder terjadi destruksi secara fisik, sehingga menyebabkan gugus glukosa rusak. Pengeringan rumput gajah dilakukan secara alami terlebih dahulu dengan suhu kamar, setelah 2 – 3 hari baru dilakukan pengeringan dengan oven pada suhu 100 0C selama 3 jam, hal ini dilakukan untuk penghematan biaya. Pengeringan merupakan proses yang bertujuan untuk mengurangi kadar air dalam ethanol, kadar air yang diijinkan berdasarkan SNI : 1 %.
Penelitian produksi bio ethanol dari rumput gajah secara kimia ini bertujuan untuk menghasilkan produk bioethanol dan suatu prototipe industri ethanol. Disamping itu penelitian ini dapat dipergunakan sebagai acuan dalam mengembangkan industri ethanol di Indonesia, membantu mengembangkan sektor pertanian serta membantu dalam penyediaan campuran bahan bakar dan memberikan nilai ekonomi.




SKEMA PRODUKSI BIOETHANOL DARI RUMPUT GAJAH SECARA KIMIA


                                                                                                                   


2 komentar:

  1. Juragan, umpama langsung di fermentasi dan di destilasi bisa ndak untuk mengambil ethanol dari rumput gajahnya .....
    Dan nomer hp aktif berapa ya ???
    Wa 081315167575

    BalasHapus
  2. Juragan, bila langsung di fermentasi bisa ndak itu ethanol dari rumput gajahan ???
    No hp aktif berapa ya ???
    Wa 081315167575

    BalasHapus